Analisis 3 Karya Menggunakan Teori Mimesis dan Significant Form


1. Teori Mimesis

Teori yang mengatakan seni merupakan tiruan obyek atau benda yang ada di alam dan sudah ada sebelumnya. Mimesis terbagi menjadi dua yaitu imitasi dan representasi.

Imitasi
Imitasi adalah suatu teknik dalam seni rupa yang meniru atau mencontoh karya seni, baik itu pada bentuk, warna, dan detil-detil lainnya.

Karya A : Riders Under Vermilion Cliffs

By Lipking and XCOLLABZ

Dilihat dari pandangan imitasi, karya tersebut merupakan sebuah tiruan dari alam yaitu Vermilion Cliffs National Monument yang terletak di utara Coconio County, Arizona, Amerika Serikat. Seperti yang kita ketahui lewat karya seni yang dibuat, sebenarnya karya tersebut berusaha mencerminkan atau menggambarkan apa yang terjadi di kehidupan realitas, contohnya seperti karya diatas membuat lukisan tentang pemandangan alam beserta aktivitas manusia di dalamnya yaitu sedang menaiki kuda.


● Representasi

Teori yang mendeskripsikan suatu karya tentang kondisi nyata yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sebenarnya, representasi dan imitasi mempunyai kesamaan tetapi pada teori imitasi semua karya seni dianggap tiruan, jiplakan, duplikat dari alam sedangkan representasi tidak memandang karya seni seperti itu.

Karya B : Redemption

By Yuliya Sherenesheva

Dilihat dari pandangan representasi, karya tersebut merupakan kegiatan mengulang kembali dari bentuk yang berada di alam namun dengan cara menyesuaikan dengan media seni yang digunakan dan menggunakan aliran realism, biasanya juga akan menampilkan suatu emosi. Jadi tidak berarti semata-mata menjiplak kenyataan melainkan merupakan sebuah proses kreatif. Pada teori ini, karya seniman dinilai lebih tinggi.


2. Teori Significant Form

Teori yang mendeskripsikan karya seni yang mampu membangkitkan pengalaman estetik pada diri penonton, biasa disebut sebagai bentuk yang bermakna.

Karya C : Sunset

By cube_community


Dilihat dari pandangan significant form, karya seni tersebut memiliki bentuk-bentuk yang bermakna dilihat dari berbagai garis, warna, dan unsur lainnya yang membangkitkan suatu tanggapan khas berupa perasaan estetis. Karya diatas juga memiliki geometri yang ketat seperti karya-karya dari Piet Mondrian yang terkenal dengan penggambaran dunia melalui garis menegak atau mendatar.


Kesimpulan :

Seperti yang sudah penulis jabarkan di atas, menurut pandangan penulis tidak ada teori yang salah ataupun benar. Jika diperhatikan seksama, terlihat jika teori mimesis serta significant form merupakan teori yang saling berhubungan dalam pembuatan karya seni. Karena, di dalam proses berkarya para seniman selalu menuangkan ide, pikiran dan perasaan mereka ke dalam sebuah karya seni. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa karya seni memiliki nilai keindahan atau estetika tersendiri. Jadi tidak bisa dikatakan semata-mata bahwa karya seni hanya dapat menjiplak, meniru, menduplikat sesuatu yang telah ada, namun bukan berarti menjiplak dan meniru sesuatu yang telah ada merupakan hal yang sangat rendah. Peniruan dapat dilakukan secara langsung pada alam ataupun karya seniman lain. Peniruan yang dilakukan ini hendaknya bertujuan untuk meningkatkan motivasi untuk berkarya dalam diri seniman sehingga bisa menumbuhkan minat yang tinggi dalam pengerjaan karya serta menambah kemulusan, kebagusan, makna atau estetika karya yang dibuat oleh seniman. Selama proses pembelajaran membuat karya seni tersebut, seniman akan mampu menuangkan akal, pikiran, ide dan perasaan mereka sendiri ke dalam karya yang mereka buat dan lambat laun juga bisa membuat pembentukan gaya orisinalnya sendiri yang memiliki atau mempunyai bentuk bermakna yang membangkitkan suatu tanggapan khas berupa perasaan estetis (aesthetic emotion).
 




Komentar

Postingan Populer